![Description: E:\Images\300px-Logo_unlam.jpg](file:///C:\Users\dell\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
ARTIKEL ILMIAH
ZOOLOGI VERTEBRATA
(ABKC 2303)
IDENTIFIKASI IKAN
SELAYANGAN (Decapterus macrosoma) DIKAWASAN
DERMAGA TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) BANJAR RAYA, BANJARMASIN KALIMANTAN
SELATAN
Dosen Pembimbing :
Drs. H. Akhmad Naparin,
M.Si
Drs. Dharmono, M.Si
Mahrudin, S.Pd, M.Pd
Maulana Khalid Riefani,
S.Si, M.Si
Disusun Oleh :
Novi
Winda Santi
(A1C213238)
Kelompok : II A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
JANUARI
2015
IDENTIFIKASI IKAN
SELAYANGAN (Decapterus macrosoma) DIKAWASAN
DERMAGA TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) BANJAR RAYA, BANJARMASIN KALIMANTAN
SELATAN
|
Oleh
Novi Winda Santi
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
ABSTRAK
Dermaga Banjar
Raya merupakan dermaga yang bertahan sampai sekarang diwilayah Banjarmasin.
Dermaga ini terletak di sebelah utara pelabuhan Trisakti, di Dermaga ini sangat
banyak dijumpai kapal-kapal hulu hilir melintas disungai terbesar di
Banjarmasin itu. Didermaga ini cukup terkenal dengan aktivitas pelelangan ikan
yang berlangsung pada setiap harinya dan biasanya yang paling ramai adalah pada
malam hingga subuh hari. Dermaga atau pelabuhan merupakan motor penggerak
ekonomi suatu daerah dikarenakan pelabuhan tersebut adalah sebagai pintu keluar
masuknya barang dan jasa disuatu daerah. Begitu pula pelabuhan Trisakti. Pelabuhan
trisakti merupakan pelabuhan yang terbesar yang ada di Banjarmasin. Pelabuhan Trisakti berada dibelahan kota
Banjarmasin ibukota Propinsi Kalimantan selatan, terletak ditepi sungai Barito
sekitar 20 mil dari muara sungai pada posisi 03” 20” 18” LS , 114” 34” 48” BT.
Pelabuhan ini merupakan pendukung utama transportasi laut yang secara langsung
maupun tidak langsung berperan aktif dalam pembangunan ekonomi Propinsi
Kalimantan Selatan. Saat pengamatan dilakukan ada beberapa ordo dan familia
pisces yang ditemukan salah satunya dari ordo Percomorphi famili Carangidae.
Ditemukan salah satu ikan yang memiliki ciri-ciri tubuh berbenruk simetris berwarna
silver kekuningan dengan bagian punggung berwarna biru gelap, dan bagian perut
berwarna putih serta mulut berada dibawah hidung dengan bentuk mulut yang tidak
dapat disembulkan. Setelah dilakukan pencandraan dengan menggunakan tabel
pertelaan pisces, maka dapat disimpulkan
ikan ini adalah jenis ikan layang/selayangan (Decapterus macrosoma) dengan nama daerahnya ikan peda.
Kata kunci : Identifikasi Ikan Layang, Kawasan pelelangan ikan, Banjarmasin
Alamat Korespondensi
: Telp. +6289621526067, e-mail :Nwsgirl99@yahoo.com
PENDAHULUAN
Ikan sebagai sumber protein hewani
pemanfaatannya semakin digalangkan dewasa ini. Budidaya ikan semakin maju dan
mengarah pada budidaya intensif, juga bagi ikan-ikan yang mempunyai prospek
untuk dibudidayakan. Perikanan dewasa ini tidak hanya mengandalkan pada hasil
tangkapan, tetapi sudah pula dilakukan pembudidayaan. Agar teknik penangkapan
dan pembudidayaannya dapat dilaksanakan secara tepat guna, perlu adanya
penguasaan ilmu dasarnya. Sistem
integumen merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh yang
terdiri dari kulit dan derivate-derivatenya, seperti sisik, jari-jari sirip,
lendir, scute, keel dan kelenjar
racun. (Sumber : Irham, 2009. Pola Pengembangan Berkelanjutan Sumber Daya Ikan Layang
(Decapterus spp.) di Perairan Maluku Utara. Institut Pertanian
Bogor.)
Urat
daging yang tampak merupakan kesatuan, sebenarnya tersusun dari
komponen-komponen penyusunnya, blok urat daging di sebut myotome dan kumpulan
dari myotome disebut myosepta. Urat daging yang terdapat pada tubuh ikan
terbagi oleh horizontal steletogeneus septum menjadi urat daging bagian
atas(epaxial) dan urat daging bagian bawah (hypaxial).
( Sumber : Irham, 2009. Pola Pengembangan Berkelanjutan Sumber Daya Ikan Layang
(Decapterus spp.) di Perairan Maluku Utara. Istitut Pertanian
Bogor.)
Pernafasan merupakan proses
pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida dalam suatu organism hidup.
Alat pernafasan pada ikan secara umum adalah insang dengan pengecualian pada
beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernafasan paru-paru selalu menggunakan insang. Belum
berfungsinya insang pada saat embrio, maka pernafasan dilakukan dengan menggunakan
kantung telur. ( Sumber : Irham, 2009. Pola Pengembangan
Berkelanjutan Sumber Daya Ikan Layang (Decapterus spp.) di
Perairan Maluku Utara. Institut Pertanian Bogor.)
MORFOLOGI
Ikan layang (Decapterus ruselli ) merupakan salah satu komunitas perikanan
pelagis kecil yang penting di Indonesia. Ikan yang tergolong suku Carangidae
ini bisa hidup bergerombol . Ukurannya sekitar 15 centimeter meskipun ada pula
yang bisa mencapai 25 centimeter . Ciri khas yang sering dijumpai pada ikan
layang ialah terdapatnya sirip kecil ( finlet) di belakang sirip punggung dan
sirip dubur dan terdapat sisik yang tebal (lateral scute) pada bagian garis
sisi (lateral line) (sumber : Nontji, A. 1983. Laut Nusantara. Penerbit
Jembatan, Jakarta.) Deskripsi
ikan layang (Decapterus macrosoma),
badan memanjang, agak gepeng. Layang
adalah nama sejenis ikan
yang termasuk genus Decapterus,
familia Carangidae. Ikan-ikan
berukuran kecil hingga sedang ini merupakan ikan konsumsi yang cukup penting,
dipasarkan dalam keadaan segar atau diolah sebagai ikan pindang,
ikan asin,
dan lain-lain.
|
|
Sumber : ihttp://id.m.wikipedia.org/wiki/Layang_%28ikan%29
Di perairan Indonesia terdapat lima jenis layang yang umum yakni
Decapterus kurroides, Decapterus russelli, Decapterus macrosoma dan Decapterus
maruadsi ( sumber : Priatna, A dan M. Natsir. 2007. Distribusi Kepadatan Ikan Pelagis di
Perairan Pantai Utara Jawa Bagian Timur, Pulau-Pulau Sunda dan Laut Flores.
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 13(3): 223-232.).
Dari kelima jenis ini hanya Decapterus russelli yang mempunyai daerah sebaran
yang luas di Indonesia , sedangkan di Perairan Laut Jawa terdapat dua spesies
yaitu Decapterus macrosoma dan Decapterus ruselli. Decapterus macrosoma
tersebar di perairan laut seperti di Selat Bali, Perairan Indonesia Timur Laut
Banda, Selat Makassar dan Sangihe, Laut Cina Selatan.
Ikan layang termasuk jenis ikan perenang cepat, bersifat
pelagis, tidak menetap dan suka bergerombol. Jenis ikan ini tergolong
“stenohaline”, hidup di perairan yang berkadar garam tinggi (32 – 34 promil)
dan menyenangi perairan jernih. Ikan layang banyak tertangkap di perairan yang
berjarak 20 – 30 mil dari pantai. Sedikit informasi yang diketahui tentang
migrasi ikan , tetapi ada kecenderungan bahwa pada siang hari gerombolan ikan
bergerak ke lapisan air yang lebih dalam dan malam hari kelapisan atas perairan
yang lebih. Dilaporkan bahwa ikan ini banyak dijumpai pada kedalaman 45 – 100
meter ( Widodo,J.
dan Suadi. 2006). Ikan layang meskipun aktif berenang,
namun terkadang tidak aktif pada saat membentuk gerombolan di suatu daerah yang
sempit atau disekitar benda-benda terapung. Oleh karena itu nelayan payang dan
purse seine di Jawa memasang rumpon dalam aktivitas penangkapan mereka. Menurut Widodo,J. dan Suadi.
2006.)
MUSIM PENANGKAPAN
Puncak produksi ikan layang di Laut Jawa terjadi dua
kali dalam setahun masing-masing jatuh pada bulan Januari – Maret (akhir musim
barat) dan pada bulan Juli – September (musim Timur) Puncak-puncak musim ini
dapat maju atau mundur waktunya sesuai dengan perubahan musim. Diluar waktu itu
ikan layang tidak tertangkap (Widodo,J. dan Suadi. 2006).
Musim penangkapan ikan,terutama ikan-ikan pelagis kecil dapat ditelusuri dari
berlangsungnya musim ikan yaitu berdasarkan produksi ikan yang didaratkan
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan melimpah antara bulan Juli sampai
Desember dengan puncaknya sekitar bulan Nopember. (Pelabuhan Perikanan
Nusantara Pekalongan,2005).
PAKAN
Ikan
layang juga termasuk dalam ikan stenohalyn
yangg dapat hidup dengan memakan plankton. Makanan ikan layang sangat
bergantung pada plankton terutama jenis Zooplankton.Pada
beberapa kasus ternyata ikan layang tidak mutlak bergantung pada zooplankton. (Djamali, A. 1995. Sumberdaya Ikan Layang (Decapterus sp) dan
Pengelolaan Perairan Indonesia. L3O-LIPI. Jakarta)
MANFAAT
Ikan selayangan atau ikan
layang ini adalah merupakan sumber protein yang sangat berguna bagi tubuh
manusia. Ikan berukuran kecil hingga
sedang ini selain dipasarkan secara segar dapat pula diolah menjadi ikan
pindang, ikan asin dan lain-lain.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode diskriptif yaitu
suatu metode dalam meneliti yang dimaksudkan untuk menggambarkan “apa adanya”
tentang suatu gejala atau keadaan tetapi tidak dimaksudkan untuk menguji suatu
hipotesis (Arikunto, 1998), dengan teknik pengambilan sampel secara jelajah.
Data yang diperoleh dianalisa secara deskriftif dengan melihat isian tabel
pengamatan, foto, dan hasil validasi menggunakan pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan melalui
Observasi
Parameter Pengamatan
|
Observasi
|
|
Caput/Kepala
Bagian ujung moncong
terdepan sampai ujung tutup insang paling belakang
|
Panjang antara kepala
dan Aparatus opercularis
|
4,7 cm
|
Bentuk mulut
|
Tidak dapat disembulkan
|
|
Letak mulut
|
Inferior/ dibawah hidung
|
|
Lebar buka mulut
|
1,7 cm
|
|
Panjang moncong
|
1,8 cm
|
|
Warna mata
|
Bening kekuningan
|
|
Bentuk kepala
|
Runcing
|
|
Letak Barbel ( sungut)
|
Tidak ada
|
|
Jumlah Barbel ( sungut)
|
Tidak ada
|
|
Panjang Barbel ( sungut)
|
Tidak ada
|
|
Panjang snout (moncong-mata)
|
2,5 cm
|
|
Panjang Cheek (mata-praoperkulum)
|
3,5 cm
|
|
Jarak antar tutup insang
|
Tidak ada
|
|
Panjang operculum/ tutup
insang terbesar
|
0,7 cm
|
|
Panjang praoperkulum/
tutup insang terdepan
|
Tidak ada
|
|
Panjang interoperkulum/
diantara tutup insang
|
Tidak ada
|
|
|
Bentuk tubuh
|
Simetris
|
Simetris :
|
Fusifer/ Torpedo
|
|
Panjang baku
|
11,6 cm
|
|
Truncus/ Badan
Bagian ujung tutup
insang bagian belakang sampai permulaan sirip dubur
|
Panjang seluruhnya
|
18 cm
|
Tinggi
|
4,5 cm
|
|
Warna :
|
|
|
Punggung
|
Biru gelap
|
|
Perut
|
Putih
|
|
Badan
|
Silver kekuningan
|
|
Tipe garis rusuk
|
Garis rusuk bengkok
|
|
Bentuk ekor
|
Homocercal
|
|
Ekor/ Caudal
Bagian permulaan sirip
dubur-ujung sirip ekor paling belakang
|
Tinggi batang ekor
|
1 cm
|
Panjang batang ekor
|
3,3 cm
|
|
Tipe sirip ekor :
|
Forkea/bercangak
|
|
Sirip
|
Jumlah sirip keras
(punggung)
|
5 depan + 5 belakang
|
Jumlah sirip lunak
(punggung)
|
6 cm
|
|
Sirip punggung tunggal/
berpasangan
|
Berpasangan
|
|
Sirip ekor
tunggal/berpasangan: jumlah
|
Berpasangan : 2
|
|
Sirip dada
tunggal/berpasangan: jumlah
|
Berpasangan : 2
|
|
Sirip perut
tunggal/berpasangan: jumlah
|
Berpasangan : 2
|
|
Sirip dubur
tunggal/berpasangan: jumlah
|
Berpasangan : 2
|
|
Panjang sirip perut
|
1,5 cm
|
|
Panjang sirip dada
|
2,78 cm
|
|
Letak sirip perut
terhadap dada
|
Thoracic/ sirip perut
dibawah sirip dada
|
|
Sirip tambahan
|
Tidak ada
|
|
Sisik
|
Bentuk seperti lingkaran
|
Lingkaran
|
Jumlah
|
1
|
|
Garis rusuk/ Linea lateralis
|
5
|
|
Bawah garis rusuk
|
10
|
|
|
Atas garis rusuk
|
-
|
Warna :
|
|
|
Punggung
|
Biru gelap
|
|
Perut
|
Putih
|
|
Badan
|
Silver kekuningan
|
|
Tipe sisik
|
Cycloid
|
|
Ciri-ciri lain
|
|
-
|
Reproduksi
|
|
Ovipar eksternal
|
Klasifikasi
|
Kingdom
|
Animalia
|
Phylum
|
Chordata
|
|
Kelas
|
Pisces
|
|
Ordo
|
Percomorphi
|
|
Familia
|
Carangidae
|
|
Genus
|
Decapterus
|
|
Spesies
|
Decapterus macrosoma
Sumber :
(Bleeker : 1841)
|
|
|
PEMBAHASAN
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Pisces
Ordo : Percomorphi
Familia : Carangidae
Genus :
Decapterus
Spesies :
Decapterus macrosoma
Sumber : (Bleeker, 1841)
Berdasarkan hasil identifikasi atau observasi terhadap ikan
layang yang kami bawa dari tempat pelelangan ikan di Banjra Raya Kalimantan
selatan, diketahui memiliki ciri- ciri antara lain: Ukuran panjang tubuh secara keseluruhan adalah 11,6 cm, dengan panjang
antara kepala dan Aparatus opercularis adalah
4,7cm, bentuk mulut dari ikan layang yang diamati ialahbentuk mulut yang tidak
dapat disembulkan, letak mulut ikan layang berada dibawah hidung dengan lebar
buka mulut seluas 1,7 cm dan ukuran panjang
moncong ikan layang berkisar 1,8 cm. Ikan layang memiliki warna mata bening
kekuningan. Ikan layang memiliki bentuk kepala yang runcing, tidak bersungut (Barbel), serta diketahui ukuran panjang
antara jarak moncong-mata adalah 2,5 cm dan ukuran panjang jarak antara
mata-operkulum adalah 3,5 cm. Saat di identifikasi, diketahui pula panjang
tutup insang terbesar yaitu 0,7 cm. Tubuh kan layang berwarna biru gelap
dibagian punggungnya, pada bagian perut berwarna putih dan badannya berwarna
perak kekuningan. Ikan layang memiliki bentuk tubuh yang simetris, dengan ukuran
panjang badan 18cm dan tinggi badan 4,5 cm.
Ikan layang memiliki tipe garis rusuk bengkok dengan bentuk ekor
Homocercal seperti pada ikan Mas dan yang lainnya.
Selanjutnya pada bagian
ekor ikan Layang diketahui memiliki ukuran
panjang 3,3cm dan tinggi btang ekor adalah 1 cm. Ikan layang memiliki
tipe sirip ekor forked/bercangak. Pada ikan layang terdapat sirip antara lain 5
buah sirip keras pada punggung bagian depan dan 5 buah sirip pada bpunggung
bagian belakang. Pada bagian sirip biasanya letaknya berasangan dan berjumlah
dua. Pada bagian sirip ikan layang,
diketahui ukuran panjangnya lebih kurang 1,5 cm dan ukuran panjang sirip dada adalah
2,78 cm. Bentuk sisik ikan layang adalah seperti lingkaran dengan jumlah rusuk
5 buah dan bagian bawah rusuk berjumlah 10 buah. Dari hasil identifikasi dan
pustaka, dapat diketahui tipe sisik ikan layang adalah Cycloid. Yang umum
diketahui tentang ikan ini adalah sama seperti ikan pada umumnya, reproduksinya
dengan bertelur secara eksternal. Ikan layang termasuk kedalam Ordo
Percomorphi, Familia Carangidae serta Genus Decapterus dan akhirnya diketahui
ikan layang yang di identifikasi ini adalah
spesies Decapterus macrosoma menurut literaturnya.
KESIMPULAN
- Ciri khas ikan layang adalah Ciri khas yang sering dijumpai pada ikan layang ialah terdapatnya sirip kecil ( finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur dan terdapat sisik yang tebal (lateral scute) pada bagian garis sisi (lateral line)
- Ikan layang selain dipasarkan dalam bentuk segar juga dapat dilah dalam bentuk dendeng dan ikan asin
- Ikan layang memiliki bentuk tubuh yang simetris, dengan panjang badan 18cm dan tinggi badan 4,5 cm.
- Reproduksi ikan layang adalah dengan cara bertelur secara eksternal.
- Ikan layang memiliki tipe garis rusuk bengkok dengan bentuk ekor Homocercal.
SARAN
Ikan selayangan merupakan satu dari ribuan
jenis sumber kekayaan alam yang melimpah. Meskipun demikiann, tetap saja harus
dijaga kelestariannya dengan tidak menangkap ikan dengan cara yang tidak pantas
karena akan merusak ekosistem laut atau sungai yang ada agar tidak terjadi
kepunahan dan tetap menjadi sumber pangan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Muh. Arifin. 2012. Keanekaragaman Populasi ikan Layang
(
Decapterus macrosoma Bleeker 1841 )
Djamali, A. 1995. Sumberdaya Ikan Layang (Decapterus sp) dan Pengelolaan
Perairan Indonesia. L3O-LIPI. Jakarta
http://jurnal.umrah.ac.id/?tag=ikan-layang
Irham, 2009. Pola Pengembangan Berkelanjutan Sumber Daya
Ikan Layang
(Decapterus sp)
Nontji, A. 1983. Laut Nusantara. Penerbit
Jembatan, Jakarta.
Priatna, A dan M. Natsir. 2007. Distribusi
Kepadatan Ikan Pelagis di Perairan
Pantai Utara Jawa Bagian Timur, Pulau-Pulau Sunda dan Laut Flores.
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 13(3): 223-232.)
Widodo,J. dan Suadi.
2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Gadjah
Mada
University Press. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar