Selasa, 17 Maret 2015

Artikel



Description: E:\Images\300px-Logo_unlam.jpg

ARTIKEL ILMIAH
ZOOLOGI VERTEBRATA
(ABKC 2303)

IDENTIFIKASI IKAN SELAYANGAN (Decapterus macrosoma) DIKAWASAN DERMAGA TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) BANJAR RAYA, BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN

Dosen Pembimbing :
Drs. H. Akhmad Naparin, M.Si
Drs. Dharmono, M.Si
Mahrudin, S.Pd, M.Pd
Maulana Khalid Riefani, S.Si, M.Si
                                                                          
Disusun Oleh :
Novi Winda Santi
(A1C213238)
Kelompok : II A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
JANUARI
2015
IDENTIFIKASI IKAN SELAYANGAN (Decapterus macrosoma) DIKAWASAN DERMAGA TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) BANJAR RAYA, BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0Y5ch5DbknofrG8xfT5awjSGxNn_t-aDCa7CF3txIaZwqHRIrjCUmOwN3A6CuR_6i8p7D2Uf7E2NAFkDhf4qiHclDVT1kUEvNS_mUrhP-AxC8c-CNnnJMR6qWqftl-M7ozNkTfpV3a7lO/s1600/ikan_sarden_layang.jpg
 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   






Oleh
Novi Winda Santi
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
ABSTRAK
Dermaga Banjar Raya merupakan dermaga yang bertahan sampai sekarang diwilayah Banjarmasin. Dermaga ini terletak di sebelah utara pelabuhan Trisakti, di Dermaga ini sangat banyak dijumpai kapal-kapal hulu hilir melintas disungai terbesar di Banjarmasin itu. Didermaga ini cukup terkenal dengan aktivitas pelelangan ikan yang berlangsung pada setiap harinya dan biasanya yang paling ramai adalah pada malam hingga subuh hari. Dermaga atau pelabuhan merupakan motor penggerak ekonomi suatu daerah dikarenakan pelabuhan tersebut adalah sebagai pintu keluar masuknya barang dan jasa disuatu daerah. Begitu pula pelabuhan Trisakti. Pelabuhan trisakti merupakan pelabuhan yang terbesar yang ada di Banjarmasin.  Pelabuhan Trisakti berada dibelahan kota Banjarmasin ibukota Propinsi Kalimantan selatan, terletak ditepi sungai Barito sekitar 20 mil dari muara sungai pada posisi 03” 20” 18” LS , 114” 34” 48” BT. Pelabuhan ini merupakan pendukung utama transportasi laut yang secara langsung maupun tidak langsung berperan aktif dalam pembangunan ekonomi Propinsi Kalimantan Selatan. Saat pengamatan dilakukan ada beberapa ordo dan familia pisces yang ditemukan salah satunya dari ordo Percomorphi famili Carangidae. Ditemukan salah satu ikan yang memiliki ciri-ciri tubuh berbenruk simetris berwarna silver kekuningan dengan bagian punggung berwarna biru gelap, dan bagian perut berwarna putih serta mulut berada dibawah hidung dengan bentuk mulut yang tidak dapat disembulkan. Setelah dilakukan pencandraan dengan menggunakan tabel pertelaan pisces,  maka dapat disimpulkan ikan ini adalah jenis ikan layang/selayangan (Decapterus macrosoma) dengan nama daerahnya ikan peda.
Kata kunci : Identifikasi Ikan Layang, Kawasan pelelangan ikan, Banjarmasin
Alamat Korespondensi : Telp. +6289621526067, e-mail :Nwsgirl99@yahoo.com
PENDAHULUAN
            Ikan sebagai sumber protein hewani pemanfaatannya semakin digalangkan dewasa ini. Budidaya ikan semakin maju dan mengarah pada budidaya intensif, juga bagi ikan-ikan yang mempunyai prospek untuk dibudidayakan. Perikanan dewasa ini tidak hanya mengandalkan pada hasil tangkapan, tetapi sudah pula dilakukan pembudidayaan. Agar teknik penangkapan dan pembudidayaannya dapat dilaksanakan secara tepat guna, perlu adanya penguasaan ilmu dasarnya.     Sistem integumen merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivate-derivatenya, seperti sisik, jari-jari sirip, lendir, scute, keel dan kelenjar racun. (Sumber : Irham, 2009. Pola Pengembangan Berkelanjutan Sumber Daya Ikan Layang (Decapterus spp.) di Perairan Maluku Utara. Institut Pertanian Bogor.)
            Urat daging yang tampak merupakan kesatuan, sebenarnya tersusun dari komponen-komponen penyusunnya, blok urat daging di sebut myotome dan kumpulan dari myotome disebut myosepta. Urat daging yang terdapat pada tubuh ikan terbagi oleh  horizontal steletogeneus septum menjadi urat daging bagian atas(epaxial) dan urat daging bagian bawah (hypaxial). ( Sumber : Irham, 2009. Pola Pengembangan Berkelanjutan Sumber Daya Ikan Layang (Decapterus spp.) di Perairan Maluku Utara. Istitut Pertanian Bogor.)
            Pernafasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida dalam suatu organism hidup. Alat pernafasan pada ikan secara umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernafasan  paru-paru selalu menggunakan insang. Belum berfungsinya insang pada saat embrio, maka pernafasan dilakukan dengan menggunakan kantung telur. ( Sumber : Irham, 2009. Pola Pengembangan Berkelanjutan Sumber Daya Ikan Layang (Decapterus spp.) di Perairan Maluku Utara. Institut Pertanian Bogor.)

MORFOLOGI
Ikan layang (Decapterus ruselli ) merupakan salah satu komunitas perikanan pelagis kecil yang penting di Indonesia. Ikan yang tergolong suku Carangidae ini bisa hidup bergerombol . Ukurannya sekitar 15 centimeter meskipun ada pula yang bisa mencapai 25 centimeter . Ciri khas yang sering dijumpai pada ikan layang ialah terdapatnya sirip kecil ( finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur dan terdapat sisik yang tebal (lateral scute) pada bagian garis sisi (lateral line) (sumber : Nontji, A. 1983. Laut Nusantara. Penerbit Jembatan, Jakarta.) Deskripsi ikan layang (Decapterus macrosoma), badan memanjang, agak gepeng. Layang adalah nama sejenis ikan yang termasuk genus Decapterus, familia Carangidae. Ikan-ikan berukuran kecil hingga sedang ini merupakan ikan konsumsi yang cukup penting, dipasarkan dalam keadaan segar atau diolah sebagai ikan pindang, ikan asin, dan lain-lain.

 

 
HABITAT DAN DISTRIBUSI






Sumber : ihttp://id.m.wikipedia.org/wiki/Layang_%28ikan%29
            Di perairan Indonesia terdapat lima jenis layang yang umum yakni Decapterus kurroides, Decapterus russelli, Decapterus macrosoma dan Decapterus maruadsi ( sumber : Priatna, A dan M. Natsir. 2007. Distribusi Kepadatan Ikan Pelagis di Perairan Pantai Utara Jawa Bagian Timur, Pulau-Pulau Sunda dan Laut Flores. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 13(3): 223-232.). Dari kelima jenis ini hanya Decapterus russelli yang mempunyai daerah sebaran yang luas di Indonesia , sedangkan di Perairan Laut Jawa terdapat dua spesies yaitu Decapterus macrosoma dan Decapterus ruselli. Decapterus macrosoma tersebar di perairan laut seperti di Selat Bali, Perairan Indonesia Timur Laut Banda, Selat Makassar dan Sangihe, Laut Cina Selatan.
Ikan layang termasuk jenis ikan perenang cepat, bersifat pelagis, tidak menetap dan suka bergerombol. Jenis ikan ini tergolong “stenohaline”, hidup di perairan yang berkadar garam tinggi (32 – 34 promil) dan menyenangi perairan jernih. Ikan layang banyak tertangkap di perairan yang berjarak 20 – 30 mil dari pantai. Sedikit informasi yang diketahui tentang migrasi ikan , tetapi ada kecenderungan bahwa pada siang hari gerombolan ikan bergerak ke lapisan air yang lebih dalam dan malam hari kelapisan atas perairan yang lebih. Dilaporkan bahwa ikan ini banyak dijumpai pada kedalaman 45 – 100 meter ( Widodo,J. dan Suadi. 2006). Ikan layang meskipun aktif berenang, namun terkadang tidak aktif pada saat membentuk gerombolan di suatu daerah yang sempit atau disekitar benda-benda terapung. Oleh karena itu nelayan payang dan purse seine di Jawa memasang rumpon dalam aktivitas penangkapan mereka. Menurut Widodo,J. dan Suadi. 2006.)

MUSIM PENANGKAPAN
Puncak produksi ikan layang di Laut Jawa terjadi dua kali dalam setahun masing-masing jatuh pada bulan Januari – Maret (akhir musim barat) dan pada bulan Juli – September (musim Timur) Puncak-puncak musim ini dapat maju atau mundur waktunya sesuai dengan perubahan musim. Diluar waktu itu ikan layang tidak tertangkap (Widodo,J. dan Suadi. 2006). Musim penangkapan ikan,terutama ikan-ikan pelagis kecil dapat ditelusuri dari berlangsungnya musim ikan yaitu berdasarkan produksi ikan yang didaratkan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan melimpah antara bulan Juli sampai Desember dengan puncaknya sekitar bulan Nopember. (Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan,2005).

PAKAN
Ikan layang juga termasuk dalam ikan stenohalyn yangg dapat hidup dengan memakan plankton. Makanan ikan layang sangat bergantung pada plankton terutama jenis Zooplankton.Pada beberapa kasus ternyata ikan layang tidak mutlak bergantung pada zooplankton. (Djamali, A. 1995. Sumberdaya Ikan Layang (Decapterus sp) dan Pengelolaan Perairan Indonesia. L3O-LIPI. Jakarta)

MANFAAT
            Ikan selayangan atau ikan layang ini adalah merupakan sumber protein yang sangat berguna bagi tubuh manusia.  Ikan berukuran kecil hingga sedang ini selain dipasarkan secara segar dapat pula diolah menjadi ikan pindang, ikan asin dan lain-lain.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode diskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti yang dimaksudkan untuk menggambarkan “apa adanya” tentang suatu gejala atau keadaan tetapi tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis (Arikunto, 1998), dengan teknik pengambilan sampel secara jelajah. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriftif dengan melihat isian tabel pengamatan, foto, dan hasil validasi menggunakan pustaka.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan melalui Observasi
                                            Parameter Pengamatan
Observasi








Caput/Kepala
Bagian ujung moncong terdepan sampai ujung tutup insang paling belakang
Panjang antara kepala dan Aparatus opercularis
4,7 cm
Bentuk mulut
Tidak dapat disembulkan
Letak mulut
Inferior/ dibawah hidung
Lebar buka mulut
1,7 cm
Panjang moncong
1,8 cm
Warna mata
Bening kekuningan
Bentuk kepala
Runcing
Letak Barbel ( sungut)
Tidak ada
Jumlah Barbel ( sungut)
Tidak ada
Panjang Barbel ( sungut)
Tidak ada
Panjang snout (moncong-mata)
2,5 cm
Panjang Cheek (mata-praoperkulum)
3,5 cm
Jarak antar tutup insang
Tidak ada
Panjang operculum/ tutup insang terbesar
0,7 cm
Panjang praoperkulum/ tutup insang terdepan
Tidak ada
Panjang interoperkulum/ diantara tutup insang
Tidak ada

Bentuk tubuh
Simetris
Simetris :
Fusifer/ Torpedo
Panjang baku
11,6 cm
Truncus/ Badan
Bagian ujung tutup insang bagian belakang sampai permulaan sirip dubur                   
Panjang seluruhnya
18 cm
Tinggi
4,5 cm
Warna :

Punggung
Biru gelap
Perut
Putih
Badan
Silver kekuningan
Tipe garis rusuk
Garis rusuk bengkok
Bentuk ekor
Homocercal
Ekor/ Caudal
Bagian permulaan sirip dubur-ujung sirip ekor paling belakang
Tinggi batang ekor
1 cm
Panjang batang ekor
3,3 cm
Tipe sirip ekor :
Forkea/bercangak






Sirip
Jumlah sirip keras (punggung)
5 depan + 5 belakang
Jumlah sirip lunak (punggung)
6 cm
Sirip punggung tunggal/ berpasangan
Berpasangan
Sirip ekor tunggal/berpasangan: jumlah
Berpasangan : 2
Sirip dada tunggal/berpasangan: jumlah
Berpasangan : 2
Sirip perut tunggal/berpasangan: jumlah
Berpasangan : 2
Sirip dubur tunggal/berpasangan: jumlah
Berpasangan : 2
Panjang sirip perut
1,5 cm
Panjang sirip dada
2,78 cm
Letak sirip perut terhadap dada
Thoracic/ sirip perut dibawah sirip dada
Sirip tambahan
Tidak ada
Sisik
Bentuk seperti lingkaran
Lingkaran
Jumlah
1
Garis rusuk/ Linea lateralis
5
Bawah garis rusuk
10

Atas garis rusuk
-
Warna :

Punggung
Biru gelap
Perut
Putih
Badan
Silver kekuningan
Tipe sisik
Cycloid
Ciri-ciri lain

-
Reproduksi

Ovipar eksternal



Klasifikasi
Kingdom
Animalia
Phylum
Chordata
Kelas
Pisces
Ordo
Percomorphi
Familia
Carangidae
Genus
Decapterus
Spesies
Decapterus macrosoma
Sumber : (Bleeker : 1841)

Menurut Literatur :
 
Menurut pengamatan :














 








PEMBAHASAN
Klasifikasi:
Kingdom      : Animalia
Phylum         : Chordata
Classis          : Pisces
Ordo             : Percomorphi
Familia         : Carangidae
Genus           : Decapterus
Spesies         : Decapterus macrosoma
Sumber         : (Bleeker, 1841)
            Berdasarkan hasil identifikasi atau observasi terhadap ikan layang yang kami bawa dari tempat pelelangan ikan di Banjra Raya Kalimantan selatan, diketahui memiliki ciri- ciri antara lain:   Ukuran panjang tubuh secara  keseluruhan adalah 11,6 cm, dengan panjang antara kepala dan Aparatus opercularis adalah 4,7cm, bentuk mulut dari ikan layang yang diamati ialahbentuk mulut yang tidak dapat disembulkan, letak mulut ikan layang berada dibawah hidung dengan lebar buka mulut seluas 1,7 cm dan  ukuran panjang moncong ikan layang berkisar 1,8 cm. Ikan layang memiliki warna mata bening kekuningan. Ikan layang memiliki bentuk kepala yang runcing, tidak bersungut (Barbel), serta diketahui ukuran panjang antara jarak moncong-mata adalah 2,5 cm dan ukuran panjang jarak antara mata-operkulum adalah 3,5 cm. Saat di identifikasi, diketahui pula panjang tutup insang terbesar yaitu 0,7 cm. Tubuh kan layang berwarna biru gelap dibagian punggungnya, pada bagian perut berwarna putih dan badannya berwarna perak kekuningan. Ikan layang memiliki bentuk tubuh yang simetris, dengan ukuran panjang badan 18cm dan tinggi badan 4,5 cm.  Ikan layang memiliki tipe garis rusuk bengkok dengan bentuk ekor Homocercal seperti pada ikan Mas dan yang lainnya.
            Selanjutnya pada bagian ekor ikan Layang diketahui memiliki ukuran  panjang 3,3cm dan tinggi btang ekor adalah 1 cm. Ikan layang memiliki tipe sirip ekor forked/bercangak. Pada ikan layang terdapat sirip antara lain 5 buah sirip keras pada punggung bagian depan dan 5 buah sirip pada bpunggung bagian belakang. Pada bagian sirip biasanya letaknya berasangan dan berjumlah dua.  Pada bagian sirip ikan layang, diketahui ukuran panjangnya lebih kurang 1,5 cm dan ukuran panjang sirip dada adalah 2,78 cm. Bentuk sisik ikan layang adalah seperti lingkaran dengan jumlah rusuk 5 buah dan bagian bawah rusuk berjumlah 10 buah. Dari hasil identifikasi dan pustaka, dapat diketahui tipe sisik ikan layang adalah Cycloid. Yang umum diketahui tentang ikan ini adalah sama seperti ikan pada umumnya, reproduksinya dengan bertelur secara eksternal. Ikan layang termasuk kedalam Ordo Percomorphi, Familia Carangidae serta Genus Decapterus dan akhirnya diketahui ikan layang yang di identifikasi ini adalah  spesies Decapterus macrosoma  menurut literaturnya.
KESIMPULAN
  1. Ciri khas ikan layang adalah Ciri khas yang sering dijumpai pada ikan layang ialah terdapatnya sirip kecil ( finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur dan terdapat sisik yang tebal (lateral scute) pada bagian garis sisi (lateral line)
  2. Ikan layang selain dipasarkan dalam bentuk segar juga dapat dilah dalam bentuk dendeng dan ikan asin
  3. Ikan layang memiliki bentuk tubuh yang simetris, dengan panjang badan 18cm dan tinggi badan 4,5 cm. 
  4. Reproduksi ikan layang adalah dengan cara bertelur secara eksternal.
  5. Ikan layang memiliki tipe garis rusuk bengkok dengan bentuk ekor Homocercal.

SARAN
Ikan selayangan merupakan satu dari ribuan jenis sumber kekayaan alam yang melimpah. Meskipun demikiann, tetap saja harus dijaga kelestariannya dengan tidak menangkap ikan dengan cara yang tidak pantas karena akan merusak ekosistem laut atau sungai yang ada agar tidak terjadi kepunahan dan tetap menjadi sumber pangan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Muh. Arifin. 2012. Keanekaragaman Populasi ikan Layang
( Decapterus macrosoma Bleeker 1841 )
Djamali, A. 1995. Sumberdaya Ikan Layang (Decapterus sp) dan Pengelolaan
           Perairan Indonesia. L3O-LIPI. Jakarta
http://jurnal.umrah.ac.id/?tag=ikan-layang
Irham, 2009. Pola Pengembangan Berkelanjutan Sumber Daya Ikan Layang  
         (Decapterus sp)
Nontji, A. 1983. Laut Nusantara. Penerbit Jembatan, Jakarta.
Priatna, A dan M. Natsir. 2007. Distribusi Kepadatan Ikan Pelagis di Perairan  
        Pantai Utara Jawa Bagian Timur, Pulau-Pulau Sunda dan Laut Flores. 
        Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 13(3): 223-232.)
Widodo,J. dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Gadjah
        Mada University Press. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar